BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah
mempunyai partikel penyusunnya berupa pasir, debu, dan liat. Di dalam tanah
terdapat mineral, unsur hara, air, udara, dan banyak mikroorganisme yang hidup
didalam tanah. Tanah juga mempunyai tingkatan kedalaman yang disebut dengan
horizon. Dalam setiap tingkatan tersebut berbeda-beda yang terkandung
didalamnya. Banyak sekali keanekaragaman mikroorganisme dan hewan tanah baik
yang bersifat merugikan maupun yang menguntungkan. Kandungan yang terdapat di
dalam tanah tidak selamanya terpenuhi dan dapat berkurang karena adanya faktor
alam seperti erosi yang mempengaruhi
sehingga kandungan dalam tanah tersebut hilang terbawa air dan karena faktor tumbuhan
yang membutuhkan unsur-unsur yang terkandung sehingga habis. Karena itu perlu
adanya penggantian atau penambahan unsur-unsur dalam tanah tersebut agar tanah
tersebut tetap subur dan tetap menjadi media tumbuh tumbuhan yang terbaik.
Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan di adakan penelitian tentang unsur-unsur yang
hilang sehingga dapat diketahui unsur yang hilang tersebut dan berapa yang
dibutuhkan. Dalam satu agregat tanah hanya sedikit terkandung bahan organik.
Bahan organik sangat penting bagi tumbuhan karena bahan organik sebagian syarat
tanah yang subur. Sehingga tanah yang kehilangan bahan organik dapat merugikan
bagi tumbuhan.
Kandungan
bahan organik pada masing-masing horizon merupakan petunjuk besarnya akumulasi
bahan organik dalam keadaan lingkungan yang berbeda. Kandungan bahan organik
merupakan salah satu indikator tingkat kesuburan tanah.
Pengertian bahan organik
yaitu kumpulan senyawa-senyawa
organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi baik
berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa anorganik hasil mineralisasi termasuk
mikroba heterotrofik dan autotrofik yang terlibat.
Bahan
organik tanah
, ukuran
partikelnya 1% biomasa terdapat di permukaan horizon. Sebagian bahan organik dilapukkan
oleh mikroba.
Manfaat
bahan organik
yaitu menambah
keasaman / kebasaan tanah, mempengaruhi
warna tanah, mempengaruhi ciri fisik tanah (mempengaruhi tekstur dan struktur)
,
menambah kemampuan tanah untuk
mengikat atau menahan unsur hara d
an sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan
lain-lain.
Pengaruh
bahan organik tanah terhadap sifat tanah
yaitu menurunkan plastisitas tanah
,
memperbaiki struktur tanah sehingga
menjadi lebih remah, meningkatkan daya menahan air sehingga drainase tidak
berlebihan, kelembaban dan temperatur tanah menjadi stabil, terhadap sifat
fisik tanah bahan organik tanah membentuk struktur yang baik, pada sifat kimia
tanah bahan organik sebagai sumber nutrisi tanah ataupun sumber unsur hara dan
terjadi kapasitas pertukaran kation yang tinggi dan terhadap sifat biologi
tanah sebagai suplai energi untuk bahan organisme tanah (Anonim, 2010).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan Organik
Komponen
bahan organik yang penting adalah C dan N. Kandungan bahan organik ditentukan
secara tidak langsung yaitu dengan mengalikan kadar karbon dengan suatu faktor
yang umumnya sebagai berikut :
Bila
jumlah C-organik dalam tanah dapat diketahui maka kandungan bahan organik
tanah juga dapat dihitung. Kandungan bahan organik merupakan salah satu indikator
tingkat kesuburan tanah (Fandicka,
2011). Bahan organik adalah bahan dari tanah yang merupakan suatu sistem
kompleks dan dinamis yang bersumber dari sisa tanaman atau binatang yang
terdapat dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk karena
dipengaruhi faktor biologi, kimia dan fisika.
Bahan
organik tanah adalah semua senyawa organik yang terdapat dalam tanah, termasuk
serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan
organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus (Anonim,
2010). Adapun manfaat bahan organik yaitu menambah keasaman/kebasaan tanah, mempengaruhi warna tanah, mempengaruhi
ciri fisik tanah (mempengaruhi tekstur dan struktur), menambah kemampuan tanah untuk mengikat maupun menahan
unsur hara, sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain (Fandicka,
2011) .
Pengaruh
bahan organik tanah terhadap sifat tanah
yaitu menurunkan plastisitas, memperbaiki struktur tanah
sehingga menjadi lebih remah, meningkatkan daya menahan air sehingga drainase
tidak berlebihan, kelembapan dan temperatur tanah menjadi stabil, terhadap
fisika tanah bahan organik tanah membentuk struktur yang baik, terhadap kimia
tanah bahan organik sebagai sumber
nutrisi tanah/sumber unsur hara dan terjadi kapasitas pertukaran kation
yang tinggi, terhadap biologi tanah sebagai suplai energi untuk bahan organisme
tanah (fandicka, 2011).
C-Organik
C-organik
penting untuk mikroorganisme tidak hanya sebagai unsur hara, tetapi juga
sebagai pengkondisi sifat fisik tanah yang mempengaruhi
karakteristik agregat dan air tanah. Seringkali ada hubungan langsung
antara persentase C-organik total dan karbon dari biomassa mikroba yang
ditemukan dalam tanah pada zona iklim yang sama. C-organik juga berhubungan
dengan aktivitas enzim tanah. Di perkebunan teh Gambung, C-organik tanah juga
digunakan untuk menentukan dosis asam-asam organik dan apabila ditambahkan ke
dalam tanah akan meningkatkan kandungan
senyawa organik dalam tanah yang dicirikan dengan meningkatnya kadar C-organik
tanah (Darliana, 2009).
Untuk mengetahui
kandungan C-organik dalam tanah maka perlu dilakukan analisis di laboratorium
dengan menggunakan metode Walkey and Black yaitu (Handayanto, 2009) :
a.
Prinsip
C-organik
dalam tanah terlebih dahulu dioksidasikan dengan kalium bikromat,
kemudian didesktruksi dengan asam sulfat pekat dan asam fosfat.
Besarnya C yang hilang karena teroksidasi merupakan kadar C dalam tanah.
b.
Alat-alat
·
Timbangan analitik / digital
·
Labu erlenmeyer 500 ml
·
Buret
·
Pengaduk magnetik (magnetik stirer)
·
Pipet 10 ml
·
Gelas ukur
·
Labu volumetrik (labu takar) 1 L.
c.
Bahan pereaksi :
·
Asam sulfat pekat (H₂SO₄, 96%)
·
Asam fosfat pekat (H3PO4, 85%)
·
Kalium bikromat (K₂Cr₂O₇) 1 N.
Ditimbang
49.04 g K₂Cr₂O₇), kemudian dilarutkan dengan aqudest dalam beaker
glass 500 ml. Diaduk perlahan-lahan, kemudian dituangkan ke dalam
labu volumetrik (labu takar) 1 Liter dan ditambahkan aquadest sampai
tanda garis.
·
Indikator difenilamin
Ditimbangkan
0.5 g difenilamin (p. a.) dan dilarutkan dalam 20 ml aquadest, kemudian
ditambahkan 100 ml H2SO4 pekat.
·
Larutan ferro sulfat
Dilarutkan
278 g FeSO4 dengan aquadest 500
ml. Ditambahakan 15 ml H2SO4 dan diaduk perlahan-lahan dengan pengaduk
kaca, setelah itu di encerkan menjadi 1 L dalam labu volumetrik
d.
Cara kerja
:
·
Timbang 0,5 g sampel tanah, dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer 500 ml.
·
Pipet 10 ml larutan K₂Cr₂O₇ 1 N
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer tersebut.
·
Tambahkan 10 ml H2SO4 pekat
dengan menggunakan gelas ukur, digoyangkan perlahan-lahan dan hati-hati jangan
sampai sampel tanah melekat di dinding gelas (jika larutan berwarna hijau maka
tambahkan lagi kromat).
·
Endapkan semalaman.
·
Tepatkan dengan aquades sehingga volume menjadi 100 ml
·
Pipet 5 ml larutan di atas masukan ke gelas aqua,
tambahkan 3 tetes indikator DP dan 5 tetes
asam fosfat.
·
Titrasi dengan FeSO4 hingga warna berubah
menjadi hijau.
·
Catat hasil titarsi.
·
Untuk penetapan blanko, lakukan langkah yang sama dari
proses ekstraksi tetapi tanpa menggunakan sampel tanah.
e.
Perhitungan
:
BAB
III
KESIMPULAN
Berdasarkan
hal-hal di atas dapat disimpulakan bahwa :
1. Bahan
organik tanah adalah semua senyawa organik yang terdapat dalam tanah, termasuk
serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan
organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.
2. Salah
satu komponen bahan organik tanah yaitu C-organik
yang menjadi penyusun sebagian besar bahan
organik tersebut.
3.
C-organik penting untuk mikroorganisme tidak hanya
sebagai unsur hara, tetapi juga sebagai pengkondisi sifat fisik tanah yang
mempengaruhi karakteristik agregat dan air tanah juga berhubungan dengan
aktivitas enzim tanah.
4.
Untuk mengetahui kandungan C-organik dalam tanah
maka perlu dilakukan analisis di laboratorium dengan menggunakan prinsip
analisa Walkey and Black dengan rumus :
C-Organik (%) = (Vol
titar Blanko – Vol titar Sampel) x N FeSO4 x
0,003 x
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2010. Sampah
kota yang mengandung karbon organik.
http://damandiri.or.id.
Tanggal akses 30 Mei 2012
Tanggal
akses: 31 Mei 2011
Fandicka. 2011. Penetapan C Organik dan Kebutuhan Kapur Dalam
Tanah. http://fandicka.blogspot.com.
Tanngal akses: 30 Mei 2012
Handayanto,
2009. Dasar Ilmu Tanah.Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Malang.
MAKALAH
KUALITAS
TANAH
Oleh
:
DODI LESMANA
E1A209056
PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
BANJARBARU
2012
LAMPIRAN
Tabel
1. Penggolongan Kualitas Tanah
Kandungan C-Organik
(% Berat Tanah)
Metode Walkey - Black
|
Tingkat Kesuburan
|
>20
|
Sangat Tinggi
|
10 - 20
|
Tinggi
|
4 – 10
|
Sedang
|
2 - 4
|
Rendah
|
< 2
|
Sangat Rendah
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar